Wisuda Sarjana XXV IAN Bekasi, Prof. Rosihon: Pentingnya Branding dan Transformasi Kurikulum Menjadi Universitas.

Menyikapi tantangan dan peluang bagi dunia pendidikan tinggi Islam, perguruan tinggi tidak hanya dituntut melahirkan lulusan berkualitas, namun juga harus mampu menghadirkan branding yang kuat di tengah persaingan yang semakin ketat. Ketua Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag., CHS, MCE., menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada acara Wisuda Sarjana XXV Institut Attaqwa KH. Noer Alie Bekasi, Selasa (16/9).

Menurut Prof. Rosihon, branding yang baik membuat kampus lebih dikenal masyarakat dan menjadi pilihan utama generasi muda. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memberikan program beasiswa kepada mahasiswa berprestasi sekaligus memperluas kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi. “Universitas harus memberikan branding yang menarik dengan membeasiswakan mahasiswa dan bekerja sama dengan Pemkab Bekasi,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya inovasi dan pola pikir yang kreatif dalam mengelola perguruan tinggi. Perguruan tinggi, menurutnya, harus mampu out of the box dengan tetap berpegang pada regulasi yang berlaku. Penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat juga menjadi hal mendesak agar kampus tetap relevan dengan perkembangan zaman. “Kampus harus bisa out of the box dengan tetap menjalankan regulasi yang ada dan menyesuaikan kurikulum dengan masyarakat,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Prof. Rosihon juga mengangkat fenomena menurunnya minat lulusan SMA untuk melanjutkan kuliah. Kondisi ini berdampak serius pada keberlangsungan sejumlah perguruan tinggi yang akhirnya terpaksa menutup aktivitas akademiknya karena tidak memiliki mahasiswa baru. Menurutnya, fenomena ini harus dijadikan refleksi bersama agar kampus-kampus, termasuk IAN Bekasi, mampu menyiapkan strategi khusus untuk menarik minat generasi muda.

Sebagai sebuah institut, IAN Bekasi tidak boleh memiliki pola pikir yang masih sebatas “sekolah tinggi”. Prof. Rosihon menegaskan bahwa sebuah institut harus bisa menstabilkan seluruh komponen internal, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, kurikulum, pelaksanaan tridharma, hingga para mahasiswanya. “Sudah menjadi institut harus bisa men-stabilkan seluruh komponen pendirinya seperti dosen, staf, kurikulum, pelaksanaan tridharma, juga mahasiswanya. Jangan sampai pola pikir masih seperti sekolah tinggi,” jelasnya.

Sambutan ini tidak hanya menjadi arahan, tetapi juga pengingat bahwa dunia pendidikan tinggi harus bertransformasi agar mampu menjawab tantangan zaman. Dengan branding yang kuat, dukungan kebijakan, serta kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat, Institut Attaqwa KH. Noer Alie Bekasi diharapkan bisa menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul, modern, dan berdaya saing, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Momentum Wisuda Sarjana XXV IAN Bekasi ini sekaligus menjadi titik refleksi bagi seluruh civitas akademika. Pesan Prof. Rosihon memberikan arah bahwa keberhasilan sebuah perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh jumlah lulusan, tetapi juga oleh kualitas tata kelola, inovasi program, serta kontribusinya bagi pembangunan masyarakat Kabupaten Bekasi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *