Author name: Attaqwa

Wisuda XXII, Wisuda Terakhir STAI At-Taqwa

Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana XXII akan menjadi wisuda terakhir dengan status Sekolah Tinggi Agama Islam At-Taqwa. Tahun 2023, Sekolah Tinggi Agama Islam At-Taqwa akan berubah status menjadi Institut Agama Islam At-Taqwa. Usulan perubahan status sudah disampaikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Dalam sambutan Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana XXII STAI At-Taqwa, Perwakilan Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Prof. Dr. Sahya Anggara, M.Si., mengemukakan bahwa Kopertais Wilayah II akan membantu perguruan tinggi yang ingin mengubah status menjadi institut atau universitas. Ia menyampaikan, dengan kondisi Attaqwa yang memiliki ratusan siswa dengan puluhan cabang, seharusnya sudah memiliki universitas. Bukan hanya institut. Asal ada kemauan. “Kopertais punya program untuk merespons perguruan tinggi yang ingin mengubah status. Yang penting siap secara sikap dan mentalnya. Mau berubah atau tidak,” katanya. Penulis : Oby Foto : Zaenal

Wisuda XXII, Wisuda Terakhir STAI At-Taqwa Read More »

Prof Adib: Kualitas STAI At-Taqwa Dilihat dari Alumninya

Salah satu kualitas perguruan tinggi dapat dilihat dari alumninya. Begitu juga dengan Sekolah Tinggi Agama Islam At-Taqwa Bekasi. Yaitu dapat mencetak kader-kader yang mampu membaca kitab kuning dan kitab putih. Mengintegrasikan ilmu agama dan sains. Itu disampaikan Prof. Dr. Adib Abdushomad, M.Ed., Ph.D., Kasubdit Pengembangan Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dalam orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana XXII STAI At-Taqwa Bekasi di Gedung Aula KH. Noer Alie Islamic Center Bekasi, Selasa (25/10). Ia juga mengatakan, saat ini masa depan perguruan tinggi dipertanyakan. Utamanya perguruan tinggi berbasis keagamaan. Mereka kesulitas merespons tantangan zaman mulai dari revolusi industri 4.0 hingga teknologi internet of thing (IOT) “Perguruan tinggi, terutama yang berbasis agama, akan survive di masa depan apabila fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Ada 4 hal yang utama, kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif,” ujarnya. Penulis : Oby Foto : Zaenal

Prof Adib: Kualitas STAI At-Taqwa Dilihat dari Alumninya Read More »

Ketua Yayasan Attaqwa: Jadilah Sarjana yang Berakhlakul Karimah

Sebanyak 103 orang mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bekasi telah menjadi sarjana pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana XXII di Gedung Aula KH. Noer Alie Islamic Center Bekasi, Selasa (25/10). Mereka terdiri dari 87 orang berasal dari Program Studi Pendidikan Agama Islam dan 16 orang berasal dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam sambutan, Ketua Yayasan Attaqwa, KH. Irfan Mas’ud, MA. menyampaikan, para wisudawan dan wisudawati harus menjadi sarjana yang berakhlakul karimah. Sebagaimana yang diinginkan oleh Al-Maghfurlah KH. Noer Alie yaitu menjadi orang yang benar, pintar, dan terampil. Ia juga menambahkan, setelah ke luar dari ruangan ini, sudah bukan lagi menjadi mahasiswa tapi sudah menjadi sarjana. “Sarjana akan dilihat dan diuji oleh masyarakat. Kebaikan-kebaikan di masyarakat. Anda semua merupakan cermin STAI At-Taqwa di masyarakat. Jadi jagalah nama baik STAI At-Taqwa,” katanya. Penulis : Oby Foto : Zaenal

Ketua Yayasan Attaqwa: Jadilah Sarjana yang Berakhlakul Karimah Read More »

Wisuda XXII, Attajdiidu Al-Mustamirru

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bekasi menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana XXII di Gedung Aula KH. Noer Alie Islamic Center Bekasi, pada Selasa (25/10). Wisuda pada kali memiliki tema, Attajdiidu Al-Mustamirru, Sustaintable Reform, Pembaharuan Berkelanjutan. Ketua STAI At-Taqwa Bekasi, Dr. M. Abid Marzuki, M.Ed mengemukakan semangat tajdid sudah dilakukan KH. Noer Alie semenjak mendirikan pesantren. Beliau sengaja mengirimkan kader-kadernya untuk melakukan pembaharuan di pesantren. Hasilnya, pesantren yang masih tradisional berubah menjadi pesantren modern. “Apa yang kita rasakan hari ini merupakan buah dari tajdid yang dilakukan oleh KH. Noer Alie,” katanya saat memberikan sambutan. Dengan perkembangan sains dan teknologi sat ini, lembaga pendidikan harus menjadi pelopor perubahan bukan jadi korban perubahan. Maka dari itu, untuk menyambut perubahan, STAI Attaqwa akan segera berubah status menjadi Institut Agama Islam Attaqwa. Pada tahun 2023, Institut Agama Islam Attaqwa akan memiliki 7 program studi dari 3 fakultas. Prodi Pendidikan Agama Islam dan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah akan berada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, dan Manajemen Dakwah akan berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Prodi Perbankan Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah akan berada di Fakultas Ekonomi dan Syariah. Penulis : Oby Foto : Zaenal

Wisuda XXII, Attajdiidu Al-Mustamirru Read More »

STAI Gelar Mengungkap Mitos Ilmu Antara Ulama Islam dan Ilmuwan Barat

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa Bekasi membuka perkuliahan perdana dengan menggelar kuliah umum bertemakan Mengungkap Mitos Ilmu Antara Ulama Islam dan Ilmuwan Barat, dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom pada Rabu (1/9). Kuliah umum tersebut diisi oleh Abdul Hayyie Al Kattani, Ph.D., salah satu tenaga pengajar dari kampus pahlawan nasional KH. Noer Ali ini. Dalam paparannya, ia mengungkapkan bahwa ilmuwan Barat yang berkembang sekarang ini diambill dari metode ilmiah milik ilmuwan Islam. Di antara metode ilmiah yang diambil adalah ketekunan ilmuan Islam dalam melakukan investigasi terhadap ilmu pengetahuan. “Selain itu, metode yang diambil adalah bagaimana ilmuan Islam mampu membangun ilmu positif yaitu ilmu yang terukur. Kemudian juga ilmuan Islam membuat metode keilmuan yang presisi, detail, dan teruji. Mereka melakukan observasi secara terus menerus dan melakukan eksperimen ilmiah,” ujarnya ketika memberikan kuliah umum kepada peserta melalui aplikasi zoom. Ia juga menambahkan, penggunaan matematika yang praktikal, menjadikan Islam sebagai peradaban yang berhasil mengenalkan metode keilmuan ilmiah yang mampu mengantarkan revolusi ilmiah di Eropa.  Hal ini bisa dilihat dari bagaimana Metode Islam memperlakukan keilmuan dunia. Islam selalu mengakumulasi pengetahuan dari mana saja, selama itu dapat diraih. Memperbaiki keilmuan yang sudah ada, seperti menambahkan angka zero dalam angka India. Lalu membuat ilmu Algebra, sehingga mempermudah perhitungan. “Umat Islam tidak hanya membuat matematika yang lebih mudah, dan praktikal, namun juga mencontohkan penggunaannya dalam metode eksprimentasi sehingga mengantarkan pada kelahiran Sains Modern,” katanya. Kemudian ia mengutip ungkapan M. Iqbal bahwa solusi yang diperlukan untuk mewujudkan kejayaan Pengetahuan Islam adalah dengan mengaktifkan kembali vital peradaban keilmuan Islam, yaitu Ijtihad. Suatu prinsip gerak yang tiada henti untuk mencapai ilmu pengetahuan. Sedangkan Syekh Thahihr Bin Asyur dan Dr. M. Emarah, berpendapat bahwa yang diperlukan untuk mewujudkan kejayaan Peradaban Islam adalah: mengembalikan Roh Islam ke dalam seluruh dimensi kehidupan. Penulis: Oby Foto: Oby & Dahli

STAI Gelar Mengungkap Mitos Ilmu Antara Ulama Islam dan Ilmuwan Barat Read More »

Tingkatkan Kualitas Penelitian Dosen, STAI Gelar Workshop

Sekolah Tinggi Agama Islam Attaqwa Bekasi menggelar Workshop Penelitian Dosen bersama Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam 45 pada Rabu (9/2) di Gedung Pahlawaan Nasional KH. Noer Alie. Workshop tersebut dalam rangka peningkatan kualitas penelitian bagi pada dosen tetap di lingkungan STAI Attaqwa Bekasi. Ketua STAI Attaqwa, Dr. M. Abid Marzuki mengemukakan bahwa salah satu aspek penting dalam kinerja dosen selain pengajaran adalah penelitian. Dalam upaya mendorong peningkatan kualitas penelitian, STAI Attaqwa mengundang peneliti dari UNISMA. “Kehadiran para pembicara sudah lama kami harapkan. Karena ini merupakan langkah besar dalam upaya peningkatan kualitas dosen dalam aspek penelitian,” tuturnya. Selain itu, dengan ada workshop, para dosen diharapkan mampu berkontribusi dalam dunia akademis dengan melakukan penelitoan dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal bereputasi. “Penelitian ini juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi utamanya di lingkungan STAI Attaqwa. Dosen-dosen dapat berkolaborasi dengan mahasiswa atau berkolaborasi dengan dosen internal maupun dosen eksternal di kampus berbeda,” ungkapnya. Workshop tersebut diisi oleh Direktur LPPM UNISMA Bekasi, Siti Nur Hidayah, S.Psi., M.Si., Purnama Putra M.Si., dan Irham, M.Pd. Materi yang dibahas seputar dampak penelitian bagi dosen, bagaimana membuat proposal penelitian, dan teknis publikasi karya ilmiah. Penulis: ObyFoto: Zainal

Tingkatkan Kualitas Penelitian Dosen, STAI Gelar Workshop Read More »

Rapat Dosen T.A 2021/2022: STAI Sebentar Lagi Berubah Status

Sekolah Tinggi Agama Islam Attaqwa Bekasi menyelenggarakan Rapat Awal Pembelajaran Semester Genap Dosen dan Unsur Pimpinan Tahun Akademik 2021/2022 pada Selasa (8/2). Dalam rapat tersebut disampaikan bahwa STAI Attaqwa dalam waktu dekat ini akan berubah status menjadi Institut Agama Islam Attaqwa. “STAI Attaqwa sudah dapat surat rekomendasi dari Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah II Jawa Barat untuk pendirian 3 prodi baru, Perbankan Syariah, Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan Bimbingan Penyuluhan Islam,” kata Ketua STAI Attaqwa pada saat sambutan rapat tersebut. Langkah selanjutnya tinggal menunggu izin operasional dari Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mendirikan tiga prodi tersebut. Harapannya, pertengahan tahun 2022, perubahan status menjadi Institut Agama Islam Attaqwa segera terwujud. Sehingga semakin dekat untuk merubah status menjadi Universitas Attaqwa. Pendirian Institut Agama Islam Attaqwa merupakan upaya percepatan dari cita-cita Al-Maghfurlah KH. Noer Ali untuk menjadikan Attaqwa seperti Al-Azhar, Cairo, Mesir. Di mana Al-Azhar memiliki perguruan tinggi Islam dengan nama Universitas Al-Azhar. “Jadi kami ingin Attaqwa tidak hanya bermain di level sekolah dasar, Tsanawiyah atau Aliyah saja. Tapi juga Attaqwa mampu berkiprah di level perguruan tinggi,” katanya. Selain itu, percepatan ini juga diikuti dengan peningkatan kualitas dosen dengan cara memfasilitasi dosen untuk mengikuti workshop penelitian hingga perekrutan terbuka untuk dosen baru yang berkualitas. Penulis: ObyFoto: Zainal

Rapat Dosen T.A 2021/2022: STAI Sebentar Lagi Berubah Status Read More »

STAI At-Taqwa Bekasi Gelar PBK bagi calon Wisudawan/i

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Attaqwa) Bekasi menggelar Program Bimbingan Karir (PBK) yang diikuti calon wisudawan/i pada Senin (18/10). Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Serbaguna Yayasan Attaqwa Bekasi. Ketua STAI Attaqwa, Dr. Abid Marzuki, M.Ed mengemukakan bahwa tujuan dari PBK ini ini yaitu untuk memotivasi para mahasiswa yang sedang belajar dan yang mau lulus, agar mereka terus menjadi agen perubahan saat terjun langsung ke masyarakat. “Tradisi menjadi agen perubahan ini sebenarnya sudah dimulai ketika KH Noer Alie pulang dari Makah 1940. Beliau langsung mendirikan pesantren hanya dengan 12 santri,” kata M Abid Marzuki Selasa 18 Oktober 2022. Abid Marzuki menjelaskan, KH Noer Alie cukup lama mengajar di pesatren tradisional. Tetapi beliau menyadari pesantren yang diasuh harus terus menjadi lebih maju. Maka dikirimkanlah anak-anak beliau untuk melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta. Setelah anak-anak beliau menyelesaikan pendidikan di Jawa, pesantren tradisional Attaqwa pun berubah menjadi pesantren yang lebih terorganisir dengan sistem pendidikan klasikal dalam bentuk madrasah. Perubahan demi perubahan terus terjadi, hingga didirikanlah STAI untuk mengantisipasi perubahan dan zamannya. Sejauh ini perubahan juga terus terjadi, hingga tumbuh menjadi 66 lebih lembaga pendidikan yang barada di bawah naungan Yayasan Attaqwa. Artinya jika ditarik garis ke belakang, Attaqwa sejak dulu memang tidak pernah status quo, Attaqwa selalu berubah, terbuka dan tidak anti pada perubahan. Karena menurut Abid Marzuki perubahan itu adalah kunci dari kesuksesan siapa pun yang menolak perubahan akan tergilas zaman. Sebelumnya, Ketua Yayasan Attaqwa KH Irfan Mas’ud Lc, MA saat memberikan materi PBK bertema “Perubahan Berkesinambungan“ mengatakan intinya ada tiga proyeksi mendasar kebutuhan masa depan yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa dan para calon wisudawan. Tiga proyeksi kebutuhan masa depan ini katanya sudah diakui dunia. Hal pertama yang mendesak dipenuhi adalah karakter (akhlaq, kejujuran). Komponen kedua pendukung karakter adalah kompetensi, atau kemampuan seorang melakukan pekerjaan sesuai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai standardisasi. Kompetensi ini kata Irfan Mas’ud harus pula menyangkut kemampuan berfikir kritis, berpikir kreatif, komunikatif juga kolaboratif atau bisa bekerjasama dengan pihak lain. “Kita tidak ingin lulusan STAI Attawqa orang nya jujur, tetapi malas bekerja. Atau sebaliknya mereka pekerja keras, ulet, tidak pantang menyerah, tetapi culas. Yang kita inginkan adalah keseimbangan antara karakter dan kompetensi tadi,” tegas Irfan. Sementara komponen mendasar ketiga untuk menyempurnakan yang dua tadi adalah literasi, yaitu penguasaan membaca, penguasaan bahasa, penguasaan teknologi, penguasaan budaya dan juga penguasaan soal keuangan. Sekarang ini kemampuan mebaca di Indonesia termasuk mahasiswa STAI Attaqwa masih rendah meskipun minat membacanya relatif tinggi. Indikasinya, kalau baca watsApp bisa tahan berlama-lama, tetapi membaca materi kuliah agak panjang langsung skip. Belum lagi membaca buku, baru melihat buku agak gede sedikit sudah mundur duluan. Buku banyak bahasa asingnya, ogah. Ini menunjukkan minat membaca tinggi tetapi kemampuan membacanya rendah. Penulis: MaghfurFoto: ZaenalSumber: https://jakartautara.pikiran-rakyat.com/jakut/pr-1765698192/120-calon-wisudawan-stai-attawa-ikuti-bimbingan-karier-irfan-masud-ini-3-komponen-kebutuhan-masa-depan?page=3

STAI At-Taqwa Bekasi Gelar PBK bagi calon Wisudawan/i Read More »

Kuliah Umum STAIA : Tantangan Teknologi, Perlu Adaptasi

Tantangan saat ini yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam adalah teknologi. Diperlukan adaptasi bagi para pengolala agar lembaga pendidikan Islam dapat berumur panjang. Itu disampaikan Prof. Dr. Mahmud, M.Si., CSEE, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada saat memberikan kuliah umum Yayasan Attaqwa bersama STAI Attaqwa Bekasi di Aula Serbaguna pada Sabtu (12/2). Ia melanjutkan, dengan adanya adaptasi terutama dalam hal teknologi maka lembaga pendidikan Islam dapat bertahan dan berumur panjang. Apalagi Attaqwa merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki sejarah panjang sehingga adaptasi mutlak dibutuhkan. “Attaqwa menjadi sentra agama Islam di Kota dan Kabupaten Bekasi. Kita harus keluar dari zona nyaman agar bisa bertahan dan berumur panjang di tengah tantangan teknologi saat ini,” ungkapnya. Selain itu, dalam kuliah umum dilakukan juga nota kesepahaman antara Attaqwa dengan UIN Bandung dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Salah satunya dengan memberikan beasiswa bagi siswa terbaik di Attaqwa untuk berkuliah di UIN Bandung. “Kirim anak-anak yang terbaik di sini untuk kuliah di UIN Bandung ambil jurusan IT. Masuk Fakultas Saintek. Agar mereka nanti setelah lulus bisa mengabdi di Attaqwa,” tukasnya. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Attaqwa, KH. Irfan Mas’ud, Lc., M.A. bahwa adaptasi menjadi cara untuk lembaga agar bisa berkembang. Selain adaptasi juga tak kalah penting adalah identitas dari lembaga itu sendiri. “Identitas terdiri dari nilai dan tujuan. Bagaimana Attaqwa dapat terus bermanfaat buat masyarakat secara luas,” ujarnya. Di samping itu, dalam acara tersebut juga dilakukan launching kumpulan cerita pendek karya mahasiswa STAI Attaqwa. Launching itu merupakan bagian dari program STAI Attaqwa dalam upaya apresiasi karya mahasiswa yang berprestasi. Sementara Ketua STAI Attaqwa Dr. M. Abid Marzuki mengemukakan bahwa kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi kita semua. Dengan hadirnya Rektor UIN Bandung dan jajarannya yang berasal dari Bekasi, memberikan kita inspirasi bahwa orang Bekasi terutama Attaqwa bisa maju asalkan punya mimpi. “Al-maghfurlah KH Noer Ali dengan keterbatasannya tapi punya mimpi membuat lembaga pendidikan seperti Al-Azhar, Mesir. Padahal al-maghfurlah tidak sekolah formal tapi punya mimpi memiliki lembaga formal yang besar seperti Al-Azhar,” katanya. Mimpi itu, lanjutnya, diwujudkan dengan membentuk lembaga yang sekarang ini kita sebut Attaqwa. Sudah seharusnya sebagai penerus, kita mampu melanjutkan mimpi Al-maghfurlah itu. Penulis: Oby Foto: Zaenal

Kuliah Umum STAIA : Tantangan Teknologi, Perlu Adaptasi Read More »

STAI At-Taqwa Bekasi Menyelenggarakan Workshop Peran Zakat dalam Pemberdayaan Umat

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa Bekasi menyelenggarakan Workshop Peran Zakat: Menggali Potensi dan Peran Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat pada Sabtu (5/3). Workshop tersebut merupakan kerjasama antara STAI Attaqwa, Yayasan Attaqwa, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia. Ketua STAI Attaqwa Bekasi, Dr. M. Abid Marzuki, M.Ed. mengemukakan bahwa peran zakat secara institusional masih belum sepenuhnya maksimal. Ada kelalaian yang dilakukan oleh institusi dalam pengelolaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat. “Berapa banyak potensi sumber daya manusia di sekitar kita yang tersia-siakan? Padahal mereka bisa kita bantu dari pengelolaan zakat yang profesional dan akuntabel,” ujarnya saat memberi Keynote Speaker dalam Workshop Peran Zakat di Aula Yayasan Attaqwa. Ia pun bercerita tentang salah satu teman masa kecilnya yang selalu mendapat juara kelas. Namun potensi itu tersia-siakan karena ada kelalaian pengelolaan zakat secara institusional. Padahal apabila zakat dapat dikelola dengan baik, SDM potensial yang di sekitar kita dapat terbantu dengan adanya dana zakat. Adapun workshop diisi oleh pembicara dari Baznas RI sekaligus alumni Attaqwa H. Faisal Qasim, Lc. sebagai Direktur Pengumpulan Baznas RI. Kemudian pembicara kedua dari Dewan Syariah Nasional dan Ekonom senior di Departemen Ekonomi Islam dan Keuangan Bank Indonesia sekaligus alumni Attaqwa H. Cecep Maskanul Hakim, M.Ec. Dalam workshop tersebut, H. Cecep Maskanul Hakim, M.Ec. menyampaikan bahwa adanya regulasi merupakan hal yang penting dalam pengelolaan zakat. Diperlukan adanya aturan yang tepat sehingga pengelolaan zakat di institusi dapat sepenuhnya maksimal. Sementara H. Faisal Qasim, Lc mengatakan bahwa potensi zakat di Bekasi cukup besar. Sehingga apabila dikelola dengan baik maka dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi umat. “Tujuan dari pengelolaan zakat adalah efek dan manfaatnya. Kalau nggak efeknya buat apa? Kalau nggak ada manfaatnya juga buat apa?“ katanya. Penulis: Oby Foto: Zainal.

STAI At-Taqwa Bekasi Menyelenggarakan Workshop Peran Zakat dalam Pemberdayaan Umat Read More »