Kopertais II Jawa Barat Lakukan Monev STAI At-Taqwa Bekasi - INSTITUT ATTAQWA KH. NOER ALIE
Search
Close this search box.

Kopertais II Jawa Barat Lakukan Monev STAI At-Taqwa Bekasi

Dokumentasi STAI At-Taqwa Bekasi

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bekasi menerima kunjungan Monitoring dan Evaluasi dari Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam (Kopertais) Wilayah II Jawa Barat pada Rabu (9/11). Kunjungan Monev dihadiri oleh Cecep Nurul Aam, M.T. sebagai ahli bidang Informasi Teknologi (IT) dari Kopertais Wilayah II dan Imron Abdullah, S.Pd. sebagai pendamping.

Ketua STAI At-Taqwa, Dr. Abid Marzuki, M.Ed., mengemukakan bahwa monev ini merupakan yang kedua kalinya setelah 3 tahun berada di bawah naungan Kopertais Wilayah II. Adapun monev yang pertama menghasilkan pengajuan 4 jurusan baru untuk perubahan status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut Agama Islam Attaqwa.

Dr. KH. M. Abid Marzuki, M.Ed

“Monev yang pertama telah kami lakukan follow up sehingga menghasilkan perubahan status. Pada monev kedua kali ini yang dihadiri oleh Pak Cecep sebagai ahli bidang IT, maka kami follow up untuk pengembangan Teknologi Informasi di kampus,” katanya.

Ia juga menambahkan, sebagai lembaga yang berbasis pesantren, kesulitan yang dihadapi selain teknologi adalah menggeser paradigma. Jika sebelumnya paradigma pesantren yang terbiasa dengan kultur oral dan verbal, harus digeser menjadi paradigma perguruan tinggi yang berbasis tulisan dan penelitian.

“Alhamdulillah dengan adanya monev ini, kami jadi tahu apa yang perlu ditingkatkan. Kekurangan-kekurangan yang ada diperbaiki. Salah satunya adalah menggeser paradigma,” ungkapnya.

Cecep Nurul Aam, M.T menyampaikan bahwa kesulitan untuk menggeser paradigma tersebut hampir dialami oleh semua perguruan tinggi Islam berbasis pesantren. Sehingga tidak hanya STAI At-Taqwa yang kesulitan untuk menggeser paradigma tersebut.

Dokumentasi STAI At-Taqwa Bekasi

“Yang terpenting lembaga itu mau menerima perbaikan-perbaikan untuk peningkatan. Terutama menggeser paradigma menjadi paradigma perguruan tinggi yang berbasis penelitian,” katanya.

Ia melanjutkan, ada tiga cara menggeser paradigma tersebut. Pertama, menghancurkan sistem yang ada menjadi sistem yang baru. Kedua, mengubah beberapa hal dari sistem yang tidak lagi relevan. Ketiga, mengubah perlahan sedikit demi sedikit sistem yang ada menjadi sistem yang baru.

Penulis : Oby

Foto : Zaenal

Bagikan :

Facebook
Twitter
WhatsApp

PMB 2024