Maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan kenakalan remaja menjadi sorotan utama dalam diskusi tentang perlindungan anak, khususnya dalam konteks keluarga. Tidak hanya mengguncang masyarakat, kasus-kasus ini juga menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mencegah dan menanggulangi masalah tersebut. Alasan mendasar mengapa kekerasan remaja dan tawuran pelajar bisa terjadi karena kurangnya pengawasan orangtua, pengaruh teknologi, dan pola asuh.
Dosen Prodi KPI STAI Attaqwa Bekasi Galuhpritta Anisaningtyas, M.Psi., menyampaikan hal tersebut dalam Seminar KKN-Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukamekar pada Sabtu (13/7). Ia menekankan peran krusial orang tua dalam menciptakan lingkungan yang layak bagi anak.
“Dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menjaga komunikasi yang sehat dapat menjadi langkah awal proses menumbuhkan rasa percaya anak terhadap orang tua”, ujarnya. Galuh juga menjelaskan, melibatkan anak dalam setiap pengambilan keputusan keluarga dapat membantu anak merasa dihargai dan dihormati. Ia yakin bahwa dengan memperkuat perlindungan anak berbasis keluarga, dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berkarakter mulia.
“Keluarga adalah kunci untuk membangun masa depan bangsa yang gemilang. Dengan melindungi anak-anak di dalam keluarga, kita sedang berinvestasi untuk masa depan bangsa yang lebih baik,” pungkas Galuh.
Seminar KKN-Pemberdayaan Masyarakat di Desa Sukamekar ini merupakan salah satu program kerja mahasiswa KKN STAI Attaqwa Bekasi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.
Foto: Zaenal